Kedua
model data ini saling melengkapi dan dapat saling dikonversikan satu sama lain.
Kadangkala suatu perangkat GIS akan lebih baik jika menggunakan model data
vektor dan kadang-kadang justru sebaliknya. Oleh karena itu, pengguna harus
jeli mengidentifikasi model mana yang tepat sesuai kebutuhan. Pengguna dituntut
untuk mengenal betul ciri khas masing-masing model data ini dengan segala
kekurangan dan kelebihannya.
MODEL DATA RASTER
Model
data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid
(Prahasta, 2001:140). Grid tersebut berbentuk kotak berwarna tertentu sesuai
dengan nilai yang dimilikinya dalam matriks. Jadi data raster tersebut dibentuk
oleh kumpulan kotak-kotak (grid) berwarna tersebut. Satu kotak/grid atau
sel ini memiliki atribut tersendiri termasuk koordinatnya yang unik.
Tingkat
akurasi model data raster disebut resolusi. Resolusi merupakan
ukuran piksel (sel grid) dari data raster. Resolusi suatu data raster akan
merujuk pada ukuran (atau luas) permukaan bumi yang direpresentasikan
setiap pikselnya. Makin kecil ukuran atau luas permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh setiap pikselnya, maka semakin tinggi resolusi
spasialnya.
Data
raster umumnya digunakan untuk menampilkan data mentah (raw data)
seperti peta dasar digitasi (biasanya hasil scanning), citra satelit, foto
udara, dan sebagainya. Data mentah inilah yang dijadikan input spasial dasar
dalam GIS. Data ini harus menjalani proses digitasi terlebih dahulu menjadi
model data vektor agar bisa dianalisis lebih lanjut menggunakan tools GIS.
Selain berfungsi sebagai data mentah, model data raster juga sangat berguna
dalam menampilkan data kontinyu (non diskrit) seperti data temperatur,
ketinggian/elevasi, tekanan, dan sebagainya.
MODEL
DATA VEKTOR
Model
data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik-titik (points), garis-garis (lines) atau
kurva (arc), atau luasan (polygons), beserta
atribut-atributnya (Prahasta, 2001: 151). Pada umumnya, data GIS disajikan
dalam bentuk vektor. Dalam model data vektor, garis-garis atau kurva merupakan
sekumpulan titik-titik yang dihubungkan. Sedangkan, luasan atau poligon juga
disimpan sebagai sekumpulan titik-titik, dengan catatan bahwa titik awal dan
titik akhir poligon memiliki nilai koordinat yang sama (poligon tertutup
sempurna).
Representasi
vektor dari suatu objek merupakan suatu
usaha dalam menyajikan objek yang bersangkutan sesempurna mungkin. Oleh
karena itu, ruang atau dimensi koordinat diasumsikan bersifat kontinyu
(tidak dikuantisasi sebagaimana pada model data raster) yang memungkinkan semua
posisi, panjang, dan dimensi didefinisikan dengan presisi. Maka tidak heran
proses analisis GIS lebih banyak menggunakan model data vektor ketimbang
model data raster.
Seperti
telah diuraikan sebelumnya, data vektor terbentuk dari tiga jenis geometri
yakni titik (point), garis (line), dan area (polygon).
Oleh karena itu, objek-objek di permukaan bumi perlu divisualisasikan dalam
ketiga geometri tersebut agar bisa diproses dengan GIS. Contoh visualisasi
dunia nyata menjadi elemen gambar ketiga geometri tersebut antara lain landmark
dan fasilitas sebagai titik, jalan dan sungai sebagai garis, dan daerah
administrasi tertentu sebagai area. Berikut ini penjelasan lebih dalam mengenai
ketiga entitas geometri tersebut.
- Titik (point) meliputi semua objek grafis atau geografis yang dikaitkan dengan pasangan koordinat (x,y). Selain memuat informasi koordinat, data titik juga bisa saja merupakan suatu simbol yang memiliki keterkaitan dengan informasi lain. Satu buah objek titik memiliki satu baris dalam tabel atribut. Karakteristik-karakteristik dari titik ini dijelaskan oleh kolom-kolom yang dibentuk pada tabel atribut. Contoh-contoh objek dunia nyata yang biasa direpresentasikan sebagai titik antara lain kota, pelabuhan, bandara, rumah sakit, sekolah, dan sebagainya. Perlu diingat bahwa representasi ini sifatnya tidak mutlak melainkan relatif terhadap skala peta. Dalam skala peta yang lebih besar, kota dan bandara bisa saja direpresentasikan sebagai area/luasan (polygon).
- Garis (line) merupakan semua unsur-unsur linier yang dibangun dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh dua titik koordinat atau lebih (Burrough, 1994). Entitas garis yang paling sederhana memerlukan ruang untuk menyimpan titik awal dan titik akhir (dua pasangan koordinat x,y) berserta informasi lain mengenai simbol yang digunakan untuk merepresentasikannya. Garis tunggal yang terbentuk dari titik awal dan titik akhir saja disebut sebagai line. Sedangkan garis bersegmen banyak yang terbentuk dari banyak titik (vertex) disebut polyline. Dalam GIS, baik line maupun polyline dianggap sebagai suatu entitas yang sama yakni polyline. Setiap satu entitas polyline memiliki satu baris dalam tabel atribut. Karakteristik dari entitas ini disimpan dalam kolom-kolom tabel atribut. Objek-objek dunia nyata yang sering direpresentasikan sebagai polyline antara lain jalan, sungai, jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon, dan sebagainya.
- Area (polygon) merupakan suatu objek tertutup yang memiliki luasan. Polygon dapat direpresentasikan dengan berbagai cara di dalam model data vektor. Karena kebanyakan peta tematik yang digunakan dalam GIS berurusan dengan polygon, metode-metode representasi dan pemanipulasian entity ini banyak mendapat perhatian. Seperti halnya titik dan polyline, satu objek poligon juga diwakili oleh satu baris pada tabel atribut. Poligon biasanya digunakan untuk merepresentasikan objek dunia nyata yang memiliki luasan seperti wilayah administrasi, danau, guna lahan, jenis tanah, dan sebagainya.
Sumber :
http://gislearning.wordpress.com/2012/04/28/model-data-gis-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar